PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. II )
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka
ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk
baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan
Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara
yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada
aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua
telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di
atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik
sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan
tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu
jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup,
gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri
dengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm)
2) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan
dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan
kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan
kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat
bergerak.
Catatan:
a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat,
pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau
petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata
Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap,
kemudian mengambil sikap istirahat.
b) Pada kata perhatian,
selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa didahului aba-aba
kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c) Maksud dari sikap siap
terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang
diberikan akan dijalankan
c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk
bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat
lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu
kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap
ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah
tempat masing-masing meluruskan diri
2) Saf tengah dan saf
belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata,
ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil
antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan
tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan
dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5) Pada waktu pemimpin
pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan
safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan saf
dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit
(bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a) Untuk menghindarkan
keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan
melalui belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu)
lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju
rekannya yang berada di smaping.
b) Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
d. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi
tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan
orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah
belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus
saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
e. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan - GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan
seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu
lengan ditambah dua kepalan tangan.
2) Saf depan banjar
tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus
menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa
menunggu aba-aba.
3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
f. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1) Jika bersaf, pada
aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan
mukanya ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru
menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
3) Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4) Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua
anggota tetap dalam sikap sempurna.
5) Pada aba-aba
pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan
nomornya masing-masing.
6) Jika pasukan
berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP atau
KURANG SATU/KURANG DUA.
1.
Perubahan Arah
(dalam keadaan berhenti)
a) Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri
lekukan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah
ke kaki kiri/kanan.
2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke
kanan/kiri 90°
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki
kanan/kiri.
b) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar
dengan kaki kanan/kiri
2) Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki
kanan/kiri
c) Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan
melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke
kanan 180°
3) Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki
kanan/kiri.
Catatan:
· Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga,
kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna
· Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan
ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah
dengan cara dihentikan.
d) Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai
penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan oleh
pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih :
Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba
diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di
depan pelatih ± 4 langkah
3) Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan
pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru
serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
4) Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri
setelah lurus, penjuru memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat
ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan
kembali ke sikap sempurna.
e) Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat - GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan
berhenti)
1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan
diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat
dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan
telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2) Pergelangan tangan
lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada
yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari
tengah mengenai pinggir klep.
4) Jika selesai
menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap sempurna.
Bersambung…………….
Sumber/ Referensi :
1. Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka - Depdiknas.
2.
Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD.
No comments:
Post a Comment